Kamis, 31 Januari 2013

Propesi Pendidikan Semester 4


A Great Theacher


            Pada pertengahan 1906, kulihat Ibu guruku di TK IWAK (ikatan wanita kereta api)Kota Malang sebagai perempuan paling cantik dan baik hati sesudah ibuku. Akudi ajaknya  ikut lomba menyanyi di RRI Malang yang sekarang menjadi hotel terbaik di sana.
            Mengapa aku begitu senang dengan ibu guru itu, sebab kurasa saat itu dia sangtat baik hati dan memberiku dorongan untuk berani melakukan sesuatu yang baru, tidak ada kata salah atau benar. Saat ikut lomba menyanyi karena suaraku terhitung tidak istimewa akupun kalah. Bu guru tidak kecewa, bahkan tetap memperlakukann aku dengan baik, bahkan lebih baik karena  sudah mau ikut.
            Ketika SD juga di IWKA, aku di dorong untuk berani loncat kelas, dari kelas 1 menjadi kelas 3. Sebab ada murid kelas 2 yang tidak mau naik kelas 3. Awlnya, enggan juga karena akan berpisah dengan teman-teman sekelas.
            Guru SD di SDN Kota kecilBanjarbaru pun selalu mendorongku untuk melalkukan sesuatu, baik mengikuti cerdas cermat atau sekedar ikut bermain kasti, dimana aku sangat lemah karena badan yang terhitunng kecil.
            Di SMP, STMP, bbahkan perguruan tinggi, guru yang selalu memberi inspirasi adalah guru yang selalu memberi kesempatan kepadaku untuk berani melakukan sesuatu yang baru dan berani bersikap, juga mengajarkan untuk berani memberikan resiko dari sikap yang di ambil.
            Namun guru guru seperti itu dapat di hitung jari di satu tangan. Umumnya, guru, bahkan hingga saat ini, adalah mereka yang kurang mendorong muridnya untuk berani berbuat kesalahan dan bangkit lagi. Guru kebanyakan adalah guru yang selalu ingin muridnya langssung benar. Proses belajar adalah proses berbuat kesalahan dan memperbaiki, salah kembali dan di perbaiki kembali. Jika tidak pernah melakukann kesalahan, kapan sang murid mengetahui dan menghayati kebenaran?
            Guru saat ini adalah mereka yang mendorong muridnya menjalankan keinginan dan impian gurunya, impian kepsek, bahkan impian walikota. Sehingga, murid dipaksa untuk “mengisi” cetakan yang di buat oleh gurunya, buakn mengajak dan membingbing muridnya membuat cetakan yang di inginkanoleh sang murid.

            Guru bahasa Inggrisku saat STM, bukannya melarang kami mendemo kepsek karena lapangan boal di sewakan, tetapi mengajari kami dengan sabar bagai mana demo yang tertib, sopan, dan tidak anarkis. Padahal saat itu, tahun 1978, demo adalah sesuatu yang haram.
            Guru pembimbing saat mahasiswa juga hanya pura-pura mmengomeli, meskipun aku lebih memilih ikut ekspedisi Mapala ke gunung salju di papua dari pada mengikuti PKL (Praktek Kerja Lapangan) untuk menyelesaikan kuliah lebih cepat. Padahal peserta PKL mengantri.
            Kepada semua guruku itulah aku berutang budi. Sebab, mereka yang membuatku berani  enghadapi kehidupan. Mereka benar-benar membuatku berani hidup,, memberikan arti kepada kehidupan dan memuliakan kehidupan – uajr Pak Muchtar Buchori.
            Mereka adalah guru yang disebut “Great teachers” yang memberi inspirasi dan lebih dari sekedar guru super yang mampu mendemonstrasikan keterampilannya sebagai guru. Pak Tjandra Heru Awan adalah a great teacher yang inspiratif.
            Sayang umumnya guru kita masih dalam taraf mediocre yang hanya mampu menhceritakan bahan ajar, itu pun sangat membosankan. Ada sedikit yang mampu menjelaskan apa yang di ajarkannya.
            A Great Teacher Inspires
            A Suporior Teacher Demonstrase
            A Good Teacher Explains
            A Mediocre Teacher Tells

Studi Mayarakat Indonesia Semester 4


STUDI MASYARAKAT INDONESIA
“Alternatif Penanggulangan Kemiskinan”


BAB I
A.    Latar Belakang
            Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
            Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
            Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari."Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
            Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kemiskinan
            Kemiskinan dalam skala dunia memiliki penyebab bersejarah: kolonialisme, perbudakan, perang dan penaklukan. Ada perbedaan penting antara penyebab dan apa yang kita sebut faktor-faktor yang mempertahankan kondisi kemiskinan. Perbedaannya adalah dalam hal apa kita, hari ini, dapat dilakukan tentang mereka. Kita tidak bisa kembali ke dalam sejarah dan mengubah masa lalu.
            Hal ini juga diketahui bahwa banyak bangsa di Eropa, yang dihadapi oleh perang yang menghancurkan, seperti Perang Dunia I dan II, berkurang dengan kemiskinan telanjang, di mana orang dikurangi menjadi hidup pada bantuan dan amal, hampir tidak bertahan. Dalam dekade mereka bawa diri dalam hal pendapatan domestik riil, untuk menjadi negara modern yang berkembang dan berpengaruh dari orang makmur. Kita tahu juga bahwa banyak negara lain tetap di antara yang paling maju dari planet ini, meskipun miliaran dolar yang disebut uang "bantuan" dihabiskan pada mereka. Mengapa? Karena faktor-faktor kemiskinan tidak menyerang, hanya gejala. Pada tingkat makro atau nasional, yang pendapatan rendah (produk domestik bruto) bukan kemiskinan itu sendiri, itu adalah gejala dari kemiskinan, sebagai masalah sosial.
            Faktor-faktor kemiskinan (sebagai masalah sosial) yang tercantum di sini, ketidaktahuan , penyakit , apatis ,ketidakjujuran dan ketergantungan , harus dilihat hanya sebagai kondisi. Tidak ada penilaian moral dimaksudkan. Mereka tidak baik atau buruk, mereka hanya berada. Jika keputusan sekelompok orang, seperti dalam masyarakat atau dalam suatu komunitas, untuk mengurangi dan menghapus kemiskinan, mereka harus, tanpa pertimbangan nilai, mengamati dan mengidentifikasi faktor-faktor ini, dan mengambil tindakan untuk menghapus mereka sebagai cara untuk memberantas kemiskinan.
            Lima besar, pada gilirannya, memberikan kontribusi faktor sekunder seperti kurangnya pasar, infrastruktur yang buruk, kepemimpinan yang buruk, pemerintahan yang buruk, di bawah-pekerjaan, kurangnya keterampilan, ketidakhadiran, kurangnya modal, dan lainnya. Masing-masing masalah sosial, masing-masing disebabkan oleh satu atau lebih dari lima besar, dan masing-masing memberikan kontribusi pada pelestarian kemiskinan, dan pemberantasan mereka adalah perlu untuk menghilangkan kemiskinan.
·         Ketidaktahuan:
            Ketidaktahuan berarti memiliki kekurangan informasi, atau kurangnya pengetahuan. Hal ini berbeda dari kebodohan yang adalah kurangnya kecerdasan, dan berbeda dari kebodohan yang kurangnya kebijaksanaan. Ketiga sering dicampur dan dianggap sama oleh beberapa orang.
            "Pengetahuan adalah kekuatan," pergi pepatah lama. Sayangnya, beberapa orang, mengetahui hal ini, cobalah untuk menjaga pengetahuan untuk diri mereka sendiri (sebagai strategi untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil), dan menghalangi orang lain dari memperoleh pengetahuan. Jangan berharap bahwa jika Anda melatih seseorang dalam keahlian tertentu, atau memberikan beberapa informasi, bahwa informasi atau keterampilan secara alami akan menetes atau bocor ke seluruh komunitas.
            Penting untuk menentukan apa informasi itu yang hilang. Banyak perencana dan orang-orang berpikiran baik yang ingin membantu masyarakat menjadi lebih kuat, berpikir bahwa solusinya adalah pendidikan. Tapi pendidikan berarti banyak hal.Beberapa informasi tidak penting dengan situasi. Ini tidak akan membantu petani untuk mengetahui bahwa Romeo dan Juliet keduanya meninggal dalam bermain Shakespeare, tapi akan lebih berguna untuk mengetahui jenis benih akan bertahan di tanah lokal, dan yang tidak.
            Pelatihan dalam serangkaian dokumen pemberdayaan masyarakat meliputi (antara lain) transfer informasi. Tidak seperti pendidikan umum, yang memiliki sejarahnya sendiri sebab untuk pemilihan apa yang disertakan, informasi termasuk di sini bertujuan untuk memperkuat kapasitas, bukan untuk pencerahan umum.
·         Penyakit:
            Ketika masyarakat memiliki tingkat penyakit yang tinggi, absensi yang tinggi, produktivitas rendah, dan kekayaan kurang dibuat. Terlepas dari ketidaknyamanan, penderitaan dan kematian yang diakibatkan penyakit, juga merupakan faktor utama dalam kemiskinan di suatu komunitas. Menjadi baik (kesejahteraan) tidak hanya membantu individu yang sehat, memberikan kontribusi untuk pemberantasan kemiskinan di masyarakat.
            Di sini, seperti di tempat lain, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Ini adalah salah satu prinsip dasar Puskesmas (perawatan kesehatan primer). Ekonomi jauh lebih sehat jika populasi selalu sehat, lebih daripada jika orang sakit dan harus dirawat. Kesehatan memberikan kontribusi untuk pemberantasan kemiskinan lebih dalam hal akses ke air minum yang aman dan bersih, pemisahan sanitasi dari pasokan air, pengetahuan tentang pencegahan kebersihan dan penyakit lebih dari klinik, dokter dan obat-obatan, yang merupakan solusi kuratif mahal daripada pencegahan terhadap penyakit.
            Ingat, kita prihatin dengan faktor-faktor, bukan penyebab. Tidak masalah jika TBC diperkenalkan oleh orang asing yang pertama datang untuk berdagang, atau jika itu autochthonic &;. Tidak masalah jika HIV yang membawa AIDS adalah plot CIA untuk mengembangkan senjata perang biologis, atau jika datang dari hijau monyet dalam sup. Mereka adalah kemungkinan penyebab. Mengetahui penyebab tidak akan menghilangkan penyakit. Mengetahui faktor dapat menyebabkan kesehatan yang lebih baik dan perilaku pencegahan, pemberantasan akhir mereka.
Banyak orang melihat akses ke perawatan kesehatan sebagai masalah hak asasi manusia, pengurangan rasa sakit dan penderitaan dan kualitas hidup rakyat. Ini semua adalah alasan yang sah untuk berkontribusi pada populasi yang sehat. Apa yang dikatakan di sini, lebih jauh dari alasan tersebut, adalah bahwa populasi yang sehat akan mendukung pemberantasan kemiskinan, dan juga berpendapat bahwa kemiskinan tidak hanya diukur dari tingginya tingkat morbiditas dan mortalitas, tetapi juga penyakit yang memberikan kontribusi dengan bentuk lain dan aspek kemiskinan.
·         Apatis:
            Apatis adalah ketika orang tidak peduli, atau ketika mereka merasa begitu tak berdaya bahwa mereka tidak mencoba untuk mengubah keadaan, untuk memperbaiki kesalahan, atau untuk memperbaiki kondisi.
            Kadang-kadang, beberapa orang merasa tidak mampu mencapai sesuatu, mereka cemburu kerabat keluarga atau sesama anggota komunitas mereka yang mencoba untuk melakukannya. Lalu mereka berusaha untuk membawa berprestasi mencoba turun ke tingkat mereka sendiri dari kemiskinan. Apatis keturunan apatis.
            Kadang-kadang apatis dibenarkan oleh ajaran agama, "Terimalah apa yang ada karena Allah telah memutuskan nasib Anda."Fatalisme yang dapat disalahgunakan sebagai alasan. Hal ini OK untuk percaya Tuhan memutuskan nasib kita, jika kita menerima bahwa Allah dapat memutuskan bahwa kita harus termotivasi untuk memperbaiki diri kita sendiri. "Berdoalah kepada Allah, tetapi juga mendayung ke pantai," sebuah pepatah Rusia, menunjukkan bahwa kita berada dalam tangan Tuhan, tapi kami juga memiliki tanggung jawab untuk membantu diri kita sendiri.
            Kita diciptakan dengan banyak kemampuan: untuk memilih, untuk bekerja sama, untuk mengatur dalam meningkatkan kualitas hidup kita, kita tidak boleh membiarkan Tuhan atau Allah digunakan sebagai alasan untuk melakukan apa-apa. Itulah seburuk kutukan kepada Allah. Kita harus memuji Tuhan dan menggunakan Allah-talenta yang diberikan.
            Dalam memerangi kemiskinan, mobilisator menggunakan dorongan dan pujian, sehingga orang (1) akan ingin dan (2) belajar bagaimana ─ mengambil alih kehidupan mereka sendiri.
·         Ketidakjujuran:
            Ketika sumber daya yang dimaksudkan untuk digunakan untuk layanan masyarakat atau fasilitas, dialihkan ke kantong pribadi seseorang dalam posisi kekuasaan, ada lebih dari moralitas dipertaruhkan di sini. Dalam seri pelatihan, kita tidak menghakimi bahwa itu baik atau buruk. Kami menunjukkan, bagaimanapun, bahwa itu adalah penyebab utama kemiskinan. Ketidakjujuran antara orang-orang kepercayaan dan kekuasaan. Jumlah dicuri dari masyarakat, yang diterima dan dinikmati oleh individu, jauh lebih kecil dari penurunan kekayaan yang dimaksudkan untuk publik.
            Jumlah uang yang diperas atau menggelapkan tidak menurunkan jumlah kekayaan kepada masyarakat. Para ekonom mengatakan dari "multiplier effect." Dimana kekayaan baru diinvestasikan, efek positif terhadap perekonomian lebih dari jumlah yang dibuat. Ketika uang investasi diambil dari sirkulasi, jumlah kekayaan yang oleh masyarakat dirampas lebih besar dari jumlah yang diperoleh dengan koruptor tersebut. Ketika seorang pejabat Pemerintah mengambil suap 100 dolar, investasi sosial menurun sebanyak penurunan 400 dolar dalam kekayaan masyarakat.
            Sungguh ironis bahwa kita menjadi sangat marah ketika pencuri mencuri senilai sepuluh dolar sesuatu di pasar, namun seorang pejabat dapat mencuri seribu dolar dari dompet publik, yang melakukan empat ribu dolar kerusakan pada masyarakat secara keseluruhan , namun kita tidak menghukum pencuri kedua. Kami menghormati pencuri kedua untuknya atau kekayaan jelas, dan memuji orang untuk membantu semua nya atau sanak saudara dan tetangga. Sebaliknya, kita perlu polisi untuk melindungi pencuri pertama dari dipukuli oleh orang-orang di jalan.
            Pencuri kedua adalah penyebab utama kemiskinan, sedangkan pencuri pertama mungkin sangat baik menjadi korban dari kemiskinan yang disebabkan oleh yang kedua. Sikap kita, seperti dijelaskan dalam paragraf ke kiri, lebih dari ironis, yang merupakan faktor yang melanggengkan kemiskinan. Jika kita menghargai orang yang menyebabkan kerusakan besar, dan menghukum hanya orang-orang yang benar-benar korban, maka sikap kita salah tempat juga berkontribusi terhadap kemiskinan. Ketika menggelapkan uang kemudian diambil ke luar negeri dan dimasukkan ke dalam bank (misalnya Swiss) asing, maka tidak memberikan kontribusi apa pun bagi perekonomian nasional, melainkan hanya membantu negara bank luar negeri atau asing.
·         Ketergantungan:
            Ketergantungan hasil dari berada di akhir penerimaan amal. Dalam jangka pendek, karena setelah bencana, amal yang mungkin penting untuk kelangsungan hidup. Dalam jangka panjang, amal yang dapat berkontribusi terhadap kematian kemungkinan penerima, dan tentunya dengan kemiskinan yang sedang berlangsung.
            Ini adalah sikap, keyakinan, yang satu sangat miskin, begitu tak berdaya, bahwa seseorang tidak dapat membantu diri sendiri, bahwa kelompok tidak dapat membantu dirinya sendiri, dan bahwa ia harus bergantung pada bantuan dari luar. Sikap, dan keyakinan bersama adalah faktor terbesar yang membenarkan diri dalam mengabadikan kondisi dimana diri atau kelompok harus bergantung pada bantuan dari luar.
            Ada beberapa dokumen lainnya pada situs ini yang mengacu pada ketergantungan. Lihat: Ketergantungan , dan Sumber Daya Tersembunyi Mengungkap . Ketika menunjukkan bagaimana menggunakan menceritakan cerita untuk berkomunikasi prinsip penting dari pengembangan, kisah Muhammad dan Tali yang digunakan sebagai ilustrasi kunci dari prinsip bahwa bantuan tidak boleh jenis amal yang melemahkan oleh ketergantungan menggembirakan, harus memberdayakan .
            Metodologi pemberdayaan masyarakat adalah sebuah alternatif untuk memberikan amal (yang melemahkan), tetapi memberikan bantuan, modal dan pelatihan yang bertujuan untuk masyarakat berpenghasilan rendah mengidentifikasi sumber daya mereka sendiri dan mengambil alih pembangunan mereka sendiri-menjadi diberdayakan. Terlalu sering, ketika sebuah proyek yang bertujuan mempromosikan kemandirian, para penerima, sampai kesadaran mereka dinaikkan, mengharapkan, menganggap dan berharap bahwa proyek ini datang hanya untuk menyediakan sumber daya untuk memasang fasilitas atau jasa di masyarakat.
B.     Penanggulangan Kemiskinan
            Beberapa program yang tengah digalakkan oleh pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan antara lain dengan memfokuskan arah pembangunan pada tahun 2008 pada penuntasan kemiskinan. Fokus program tersebut meliputi 5 hal antara lain pertama menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok; kedua mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin; ketiga menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat; keempat meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar; dan kelima membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. Dari 5 fokus program pemerintah tersebut, diharapkan jumlah rakyat miskin yang ada dapat tertanggulangi sedikit demi sedikit. Beberapa langkah teknis yang digalakkan pemerintah terkait 5 program tersebut antara lain:
a)      Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.
Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin atau keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain beras.
Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton Stabilisasi atau kepastian harga komoditas primer.
b)      Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin.
Fokus program ini bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat atau keluarga miskin.
Beberapa program yang berkenaan dengan fokus ini antara lain:
·         Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha mikro dengan pola bagi hasil/syariah dan konvensional.
·         Bimbingan teknis/pendampingan dan pelatihan pengelola Lembaga Keuangan Mikro (LKM)/Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
·         Pelatihan budaya, motivasi usaha dan teknis manajeman usaha mikro
·         Pembinaan sentra-sentra produksi di daerah terisolir dan tertinggal
·         Fasilitasi sarana dan prasarana usaha mikro
·         Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
·         Pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil
·         Peningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan pemberdayaan dan ketahanan keluarga
·         Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah
·         Peningkatan koordinasi penanggulangan kemiskinan berbasis kesempatan berusaha bagi masyarakat miskin.
c)      Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin.
Program yang berkaitan dengan fokus ketiga ini antara lain :
·         Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan perkotaan.
·         Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah.
·         Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus.
·         Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis masyarakat.
d)     Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar.
Beberapa program yang berkaitan dengan fokus ini antara lain :
·         Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs);
·         Beasiswa siswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA);
·         Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi;
·         Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas III rumah sakit;
e)      Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.
Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari kemungkinan ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan ekonomi. Program teknis yang di buat oleh pemerintah seperti :
·         Peningkatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG) dan anak (PUA).
·         Pemberdayaan sosial keluarga, fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya.
·         Bantuan sosial untuk masyarakat rentan, korban bencana alam, dan korban bencana sosial.
·         Penyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang memenuhi persyaratan (pemeriksaan kehamilan ibu, imunisasi dan pemeriksaan rutin BALITA, menjamin keberadaan anak usia sekolah di SD/MI dan SMP/MTs; dan penyempurnaan pelaksanaan pemberian bantuan sosial kepada keluarga miskin/RTSM) melalui perluasan Program Keluarga Harapan (PKH).
·         Pendataan pelaksanaan PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang memenuhi persyaratan).

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan
            Faktor-faktor kemiskinan (sebagai masalah sosial) yang tercantum di sini, kebodohan , penyakit , apatis ,ketidakjujuran danketergantungan , harus dilihat hanya sebagai kondisi. 
            Beberapa program yang tengah digalakkan oleh pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan antara lain dengan memfokuskan arah pembangunan pada tahun 2008 pada pengentasan kemiskinan. Fokus program tersebut meliputi 5 hal antara lain pertama menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok; kedua mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin; ketiga menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat; keempat meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar; dan kelima membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.





DAFTAR PUSTAKA

A.    Google.co.id
B.     Wikipedia.com
C.     The World Bank, 2007, Understanding Poverty

Proposal Metodelogi Penelitian Semester 4


PENGARUH RENDAHNYA PENDAPATAN EKONOMI ORANG TUA SISWA
TERHADAP TINGGINYA ANGKA PUTUS SEKOLAH PADA TAHUN 2012
DI SMA NEGERI 13 BEKASI



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
     Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain.
     Belajar sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain, merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar. Dengan demikian, belajar tidak hanya dipahami sebagai aktivitas yang dilakukan oleh pelajar saja. Baik mereka yang sedang belajar di tingkat sekolah dasar, sekolah tingkat pertama, sekolah tingkat atas, perguruan tinggi, maupun mereka yang mengikuti kursus, pelatihan , dan kegiatan pendidikan lainnya. Tapi lebih dari itu, pengertian belajar itu sangat luas dan tidak hanya sebagai kegiatan di bangku sekolah saja.
     Namun tidak dapat dipungkiri bahwa belajar itu identik dengan pendidikan. Pendidikan merupakan intitas penting suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa juga dapat dilihat dari sejauh  mana pendidikan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mayarakat Indonesia termasuk sudah kritis dalam menyikapi perkembangan pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut pendidikan untuk melaju cepat, maka tentulah hal ini menjadi tanggung jawab bersama. Pendidikan tidak hanya melulu soal sekolah dan guru, melainkan juga terkait bagaimana orang tua dan siswa itu sendiri.
     Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 pasal 3 Tahun 2003 “Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
     Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
     Faktor-faktor yang menyebabkan pendidiakan di Indonesia menurun yaitu faktor Ekonomi. Dimana orang tua siswa yang memiliki penghasilan yang rendah menyebabkan tingginya angka putus sekolah. Selain rendahnya ekonomi orang tua siswa ada pula faktor lain yang menyebabkan tingginya angka putus sekolah yaitu, dari kenakalan siswanya sendiri, contohnya mengkonsumsi obat-obatan terlarang, melakukan free sex, bolos dari sekolah, merokok di sekolah, membuat keonaran di sokolah maupun di luar sekolah, mengkonsumsi minuman keras. Selain itu penyebab putus sekolah yaitu, karena siswa memiliki penyakit yang tidak memungkinkan dia melakukan kegiatan belajar di kelas, dan memiliki penyakit yang belum pasti kapan sembuhnya, contohnya, kangker, HIV, AIDS.
     Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan tersebut maka, dapat dijadikan alasan bagi peneliti untuk mengadakan penelitian. Didalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Pengaruh Rendahnya Pendapatan Ekonimi Orang Tua Siswa Terhadap Tingginya Angka Putus Sekolah Pada Tahun 2012 Di SMA N 13 Bekasi” .

B.       Identifikasi Masalah
     Bedasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.      Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat putus sekolah pada tahun 2012 di SMA N 13 Bekasi  ?
2.      Bagaimana cara menangani tingginya putus sekolah pada tahun 2012 di SMA N 13 Bekasi ?

C.      Pembatasan Masalah
     Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka, peneliti membatasi permasalahan pada “Pengaruh Rendahnya Pendapatan Ekonimi Orang Tua Siswa Terhadap Tingginya Angka Putus Sekolah Pada Tahun 2012 di SMA N 13 Bekasi”
D.      Perumusan Masalah
     Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut : apakah pengaruh rendahnya pendapatan orang tua terhadap tingginya angka putus sekolah pada tahun 2012 di SMA N 13 Bekasi.

E.       Tujuan Penelitian
     Tujuan peneliti dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh rendahnya pendapatan orang tua terhadap tingginya angka putus sekolah pada tahun 2012 di SMA N 13 Bekasi.
1.      Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan tingginya tingkat putus sekolah pada tahun 2012 di SMA N 13 Bekasi.
2.      Untuk mengetahui cara menangani tingginya putus sekolah pada tahun 2012 di SMA N 13 Bekasi.

F.       Manfaat Penelitian
     Adapun manfaat dari hasil penelitian pada SMA 13 Bekasi sebagai berikut:
1.      Untuk peneliti, dapat pengetahuan tentang pendidikan,             khususnya dalam permasalahan rendahnya ekonomi orang            tua terhadap tingginya putus sekolah.
2.      Untuk sekolah, hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai referensi dalam memberikan kebijakan terhadap siswa yang orang tuanya memiliki ekonomi rendah.



BAB II
TELAAH PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR

A.      Telaah Pustaka
1.      Pengertian Pendapatan
          Pendapatan adalah sesuatu yang penting dalam setiap perusahaan. Tampa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan.
          Pendapatan adalah aktivitas perusahaan yang bisa dikenal atau di sebut penjualan, penjualan jasa, bunga, divideny, royalti, dan sewa. Dalam literatur akutansi terdapat beberapa pengertian atau definisi pendapatan, antara lain adalah :
a.       Pendapataan adalah jumlah yang ditagih kepada pelanggan atas barang ataupun jasa yang diberikan kepada mereka. Pada buku yang sama Nisowager juga menjelaskan pendapatan sebagai berikut : pendapatan atau revenue  merupakan kenaikan kotor atau gross dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dengan pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewa harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang  bertujuan untuk memperoleh penghasilan. (Niswonger, 1992 : 22 dan 56)
b.      Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. (Acounting Terminology Bulletin No. 2, dikutip oleh buku harapan, 1999 : 39)
c.       Pendapatan adalah arus masuk atau nilai asset dari suatu entity atau peenyelesaian kewajiban dari enitity atau gabungan dari keduanya selama periode tertentu yang berasal daripenyerahan  atau produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan. (Financial Acounting Standard Boaard yang dikutip oleh buku harapan, 1999 : 58)

2.      Pengertian Orang Tua
          Pengertian orang tua adalah orang tua tidak hanya memberikan makan, minum, dan pakaian saja kepada anak-anaknya, tetapi haru berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai, bahagia, dan beruguna bagi hidupnya dan masyarakat. Orang tua dituntut harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki anaknya agar secara jasmani dan rohani agar dapat berkembang secara optimal dan seimbang.
          Orang tua didalam keluarga mempunyai posisi sebagai kepala keluarga atau pemimpin rumah tangga, orang tua sebagai pembentuk pribadi pertama dalam kehidupan anak, keperibadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk kedalam pribadi anak yang sedng tumbuh.
          Orang tua dalah pria dan wanita yang terkait dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yanng dilahirkannya. (Miami M.ed).
          Orang tua adalah individu yang berbeda memasuki hidup bersama  dengan membawaa pandangan, dan kebiasaan sehari-hari. (Ny Singgih D. Gunarasa).
          Tugs dan perana orang tua terhadap anaknya dapat di kemukakan sebagai berikut : mengasuh, membereskan, dan mengarahkan  menuju kepada kedewasaan serta menanam norma agama, nilai norma dan sosial yang berlaku dimasyarakat. Disamping itu orang tua juga harus mampu mengembangkan  potensi anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan kepribadian dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Secara sadar orang tua mengemban kewajiban untuk memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri (dewasa), baik secara fisik, sosial, ekonomi, maupun moral serta keagamaannya.

3.      Pengertian Ekonomi
          Ekonomi dalalah sebuah kajian tentang pengurusan sumber material individu. Masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakaan ilmu tentang perilau dari tindakan manusia untuk memenuhi hidupnya yang bervasriasi dan berkembang ddengang sumberdaya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan penduduk konsumsi dan distribusi.
          Ekonomi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang bagian manusia mencukupi kebutuhan hidupnya. Ini didasarkan dari asal kata ekonomi yang berasal dari bahasa Yunani. Ekonomi berasal dari kata oikos dan nomos. Oikos adalah rumah tangga dan Nomos adalah ilmu.
          Didalam pengertian ekonomi, terdapat terdapat beberapa istikah mendasar yag banyak digunakan dalam kajian ekonomi. Beberapaa istilah tersebut diantaranya :
a.       Prinnsip Ekonomi
Merupakan dasar manusia dalam nelakukan ekonomi, yaitu dengan modal yang minimal menghasilkan keuntungan yang optimal.
b.      Azas Ekonomi
Dasar-dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan terkait sektor perekonomian.
c.       Faktor Produksi
Di dalam aktivitas ekonomi, terdapat beberapa hal yang menjadi dasar dalam klegiatan ekonomi tersebut.
d.      Sistem Ekonomi
Sebuah sistem yang dianut oleh sebuah negara dalam menentukan kebijakan perekonomian dalam sebauh negara. Seperti ekonomi liberal, ekonomi sosial, dan sistem ekonomi demokrasi.

Secara gair besar ekonomi dapat di pisahkan menjadi dua yaaitu :
a.       Ekonomi Makro
Mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan).Variabel-variabel yang juga berdampak atas beragam tindakan pemerinyahaan tersebut, antara lain : pendapatan anasional, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Rung lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha masyarakat san pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien. Landasan kajian ekonomi makrro adalah teori keynes ekonomi memusatkan perhatian pada usaha masyarakat sebagai suatu kesatuan untuk melakukan efisiensi dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia.
b.      Ekonomi Mikro
Mempelajari ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku teersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa., yang akan menentukan harga, dan bagai mana harga, pada glirannya, menentukan penawaran dan permintaan dan jasa selanjutnya.
Ruang lingkup kajian ekonomi mkro adalah prosdusen dan konsumen. Teori berlandaskan teori Adam Smith. Ekonomi mikro dengan demikian memiliki ruang lingkup pada produsen dan konsumen. Produsen dan konsumen tersebut dalam dunia ekonomi yang nyata adalah individu-individu pada rumahtangga keluarga, masyarakat, atau perusahaan.

4.      Pengertian Sekolah
          Menurut kamus besar bahasa Indonesia sekolah, merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, sertaa tempat menerima dan memberi pelajaran.
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pegajaran siswa (murid) dibawah pengawasan guru.
Jenjang pendidikan yang ada di Indonesia :
a.       Sekolah Dasar (SD)
Sekolah Dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Siswa kelas 6 diwajbkan untuk mengikuti Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan kesekolah menengah pertama (SMP) atau yang sederajat. Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-15 tahun, wajib mengikuti pendidikan dasar 9 tahun.
Sekolah dasar diselenggaarakan oleh pemerintah maupun  swasta. Pengelolaan sekolah dasar negeri di Indonesia yang sebelumnya berada dibawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daaerah kabupaten atau kota sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagi regulator dalam bidang standar nasional pendidikan.
b.      Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Sekolah menengah pertama merupakan jenjang pendidikan dasar formal di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan dasar atau yang sederajaat. Sekolah menengah pertama dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Siswa kelas sembilan diwajibkan mengikuti Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa.lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan ketingkat penndidikan lebih tinggi, yaitu pendidikan sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) atau yang sederajat. Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia 13-15 tahun.
Sekolah menengah pertama termasuk wajib belajarbagi warga negara berusia 7-15 tahun di Indonesia. Wajib belajar 9 tahun meliputi pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (sederajat) 6 tahun, dan sekolah menengah pertama (sederajat) 3 tahun.
Sekolah menegah pertama di selenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Pengelolaan sekolah menengah pertama egeri di Indonesia yang sebelumnya si bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten atau kota sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001. Sedangkan departemen pendidikan hanya berperan sebagi regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara strukturtal, sekolah menengah pertama negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten atau kotaa.
Pada tahun 1994/1995 sampai 2003/2004, sekolah ini pernah disebut sekolah lanjut tingkat pertama (SLTP).
c.       Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sekolah menengah atas dalam pendidikan formal di Indonesia, merupakan jenjang pendidikan menengah setelah menamatkan sekolah menengah pertama (SMP) atau yang sederajat. Sekolah menengah atas diselesaikan dalam kurun waktu 3 tahun, yaitu mulaai dari kelas 10 sampai kelas 12. Pada tahun kedua (kelas 11), siswa sekolah mengah atas wajib memilih jurusan yang ada yaitu, sains, sosial, atau bahasa.pada akhir tahun ketiga (kelas 12), siswa wajib mengikuti Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Setelah lulus sekolah menegah atas dapat melanjutkan keperguruan tinggi.
Umumnya sekoalah menengah atas berusia 16-18 tahun. Sekolah menengah atas tidak termasuk program wajib belajar pemeritah seperti SD 6 tahun, SMP 3 tahun. Mulai tahun 2005 di beberapa daerah di Indonesia, sekolah menengah atas telah diikutkan sebagi program wajib belajar 12 tahun yang diselenggarakan oleh pemerinntah maupun swasta. Pengolahan sekolah menengah atas negeri di Indonesia yang sebelumnya berada dibawah departemen pendidikan nasioanal, setelah dibberlakukannya otonomi daerah pada tahuin 2001, kini menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten atau kota. Sedangkan departemen pendidiakn nasional hanya berperan sebagi regulator dalam bidang standard nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah menengah atas negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten atau kota.
d.      Universitas
Universiatas meupakan suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang memberikan gelar akademik dalam berbagai bidang. Sebuah universitas menyediakan gelar sarjan dan pascasarjan. Kata universitas berasal dari bahasa latin universitas magistorum et scholarium, yang berarti ‘komunitas guru dan akademisi.

5.      Penegertian Putus Sekolah
          Putus sekolah adalah proses berhentinya siswa secara terpaksa dari suatu lembaga pendidikan tempat dia belajar. Anak putus sekolah yang dimaksud disini adalah terlantarnya anak dari sebuah lembaga pendidikan formal, yang disebabkan oleh berbgai faktor. Wajib belajar merupakan salah satu program yang gencar digalakan oleh Departemen pendidikan  Nasional (Depdiknas).  Progranm ini mewajibkan setiap warga Indonesia untuk bersekolah selama 9 Tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas satu sekolah dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9 (sembilan) Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).

6.      Pengertian Guru
          Guru secara harfiah adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahsa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melihat, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Secara umum guru adalh pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
          Secara arti khusus, guru dalam agama hindu merupakan simbol bagi suatu tempat suci yang berisi ilmu dan juga pembagi ilmu. Seorang guru adalah pemandu pemandu spiritual atau kejiwaan murid-muridnya.
          Dalam aga budha guru adalah orang yang memandu muridnya dalam jala maju kebenaran. Murid seorang guru memandang gurunya sebagai jelmaan budha atau Bodhisattva.
          Dalam agama sikh guru mempunyai makna yang mirip dengan agama hindu dan budha. Namun posisinya lebih pentinglagi, karena salah satu inti ajaran agama sikh adalah kepercayaan terhadap Sepuluh Guru Sikh. Hanya ada sepuluh  guru dalam agama sikh, dan guru pertama, guru Nanak Dev, adalah pendiri agama ini.
          Orang india, china, mesir, dan israel menerima pengajaran dari guru yang merupakan seorang imam atau nabi. Oleh karena itu seorang guru sangat di hormati dan terkenal dimasyarakat serta menganggap guru sebagai pembingbing untuk mendapatkeselamatan dan di hormati bahkan lebih dari orang tua mereka.
a.       Guru Tetap
Guru yang telah memiliki status minimal sebagai calon pegawai negeri sipil, dan telah di tugaskan di sekolah tertentu sebagai instansi induknya. Selaku guru di sekolah awasta, guru tersebut dinyatakan guru tetap jika telah memiliki kewenangan khusus yang tetap untuk mengajar di suatu yayasan tertentu yang telah diakreditasi oleh pihak yang berwenang di pemerintahan Indonesia.
b.      Guru Honorer
Guru yang belum berstatus minimal sebagi calon pegawai negeri sipil, dan digaji perjam pelajaran.seringkali mmereka digaji secara sukarela, dan bahkan dibbawah gaji mnimum yang telah ditetapkan secara resmi. Secara kasat mata, mereka sering nampak tidak jauh berbeda dengan guru tetap, bahkan mengenakan seragam pegawai negeri sipil layaknya sebagai guru tetap.




7.      Pengertian Siswa
          Siswa adalh sekolompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok maupun peroarangan. Siswa juga disebut murid atau siswa di lingkungan sekolah, baik sekolah dasar maupun menengah.
          Siswa adalah orang yang datang kesuatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan (Prof. Dr. Shafique Ali Khan).
          Selain tugas guru mengajar siswa di kelas, siswa juga mempunyai tugasnuntuk menjaa hubungan baik dengan guru maupun dengan sesama teman, dan senantiasa meningkatkan keefektifan belajar bagi kepentingan dirinya sendiri. Adapun tugas tersebut yang ditinjau dari berbagai aspek yaitu aspek yang berhubungan belajar, aspek yang berhubingan dengan bimbingan, dan aspek yang berhubungan dengan administrasi :
a.       Aspek Yang Berhubungan Dengan Belajar
Kekesalan dalam belajar sring dilakukan murid, bukan karena ketidak tahuannya, tetapi juga disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaannya yang salah. Hal tersebut menjadi tugas murid untuk belajar baik yang menghindari atau mengubah cara-cara yang salah itu agar tercapai hasil belajar yang maksimal.



Hal-hal yang harus diperhatikan murid agar belajar menjadi efektif, diantaranya :
·           Murid  harus menyadari sepenuhnya akan arah dan tujuan belajar, sehingga ia senantiasa siap siaga untuk menerima dan merencanakan  bahan. Jadi bukan belajar asal belajar saja.
·           Murid harus menyadari bahwa belaajar bukan semata-mata menghafal. Didalamnya juga terdapat penggunaan daya-daya mental lainnya yang harus dikembangkan sehingga memungkinkan dirinya untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dan mampu memecahkan masalah-masalah.
·           Selama mengikuti pelajaran atau diskusi dalam kelompok, harus menunjukan parsitidasi aktif dengan jalan bertanaya atau mengeluarkan pendapat, bila diperlukan.
b.      Aspek Yang Berhubungan Dengan Bimbingan
Semua murid harus mendapat bimbingan, tetaapi tidak semua murid khususnya yang bermasalah, mempergunakan haknya untuk memperoleh bimbingan khusus. Hal itu mungkin disebabkan oleh karena berbagai “perasaan” yang menyelimuti murid, atau kerena ketidaktahuannya, sdan mungkin juga disebabkan oleh karena guru atau sekolah tidak membuka kesempatan untuk itu, dengan berbagai alasan.
Guru mewajibkan memperhatikan masalah ini dan menjelaskan sertan memberi peluanng kepada muriduntuk memperoleh bimbingan dan penyuluhan. Jika haal itu telah disampaikan guru dengan lurus dann benar, maka menjadi tusgas muridlah kini untuk mempergunakan hak-haknya dalam mendapat bimbingan atau penyuluhan.
Kesadaran murid aakan guna bimbingan belajar atau  bersikap, agar dirinya dapat menyesuaikan dengan lingkungan serta melaksanakan siakp-sikap yang sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari amat diharapkan. Dan untuk itu, maka menjadi tugas muridlah untuk berparsitipasi secara aktif, sehingga bimbingan itu dapat dilaksanakan secara efektif. Keikut sertaan itu dibuktikan, diantaranya dengan :
·           Murid harus menyediakn dan rela untuk di bimbing, sehingg ia memahami potensi dan kemampuan dirinya dalam belajar dan bersikap. Kesediaan itu dinyatakan dengan kepatuhan dan perasaan senang ketika dippanggil atau memperoleh kesempatan untuk memperoleh bimbingan khusus.
·           Menaruh kepercayaan kepada pembimbing  dan menjawab setiap pertanyaan denagan sebenarnya dan sejujurnya. Demikiaan pula denagn mengisi lembaran isian untuk data bimbinagan.
·           Menyadari dan menyesali akan tanggung jawab terhadap dirinya untuk memecahkaan masalah atau memperbaiki sikap dengan tenaganya sendiri, sehingga semua perbuatannya menjadi sesuai dan selaras dengan ajaran Islam.
c.       Aspek Yang Berhubungan Dengan Adminnistrasi
Aspek ini berkenaan dengan keturut sertaan murid dalam pengelolaan ketrtiban, keamanan dan pemenuhan kewajiban administratif, sehingga memberikan dukungan terhadap kelancaran pelaksanaan pengajaran serta keberhasilan belajar itu sendiri. Tugas murid sehubungan dengan aspek administrasi, meliputi :
·           Tugas dan kewajiban terhadap sekolah, yaitu ; seprti menaati tatatertib sekolah, membayar SPP dan segala dibebankan sekolah kepadanya, dan menjaga nama baik sekolah.
·           Tugas dan kewajiban terhadap kelas, yaitu ; menjaga kebersiahan lingkungan sekolah, menjalin kerjasama antar tema sekelas, menjaga solidaritas antar teman.
·           Tugas dan kewajiban terhadap kelompok, yaitu ; membentuk kelompok belajar bersama, mengembangkan pola sikap keagamaan dan mempergunakan waktu senggang untuk belajar bersama, memelihara semangat dan solidaritas kelompok.

B.       Kerangka Berfikir
     Banyanya berbagai masalah dalam pendidikan maka pemerintah mencanangkan berbagai program untuk menyelesaikan masalah dalam pendidikan. Berdaasarkan msalah ekonomi yang menyebabkan tingginya angka putus sekolah. Maka pemerintah mencanagkan berbagai program dimulai dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah, beasiswa untuk siswa tidak mampu. Dengan adanya program pemerintah maka angka putus sekolah bisa di tekan, dan siswa dapat memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.      Tempat, Waktu, dan Jenis Penelitian
1.      Tempat Penelitian
Nama Sekolah           : SMA NEGERI 13 BEKASI
Alamat                      : Jl. Pariwisata Raya Perum Bumi Bekasi Baru,
Bekasi 17115

2.      Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama 1 Minggu, angkatan tahun 2012.

3.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis non eksperimen.

B.       Metode Penentuan Sampel
1.      Populasi
          Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian (Riduwan, 2002:3).
          Sedang menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
          Populasi yang digunakan adalah siswa kelas 1, 2, 3 pada SMA N 13 Bekasi.
2.      Sampel
          Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti
(Suharsimi, 2010:174).
          Sampel yang diambil adalah siswa SMA 13 Bekasi tahun angkatan 2012. Cara peengambilan sampel dengan membagikan angket kepada siswa, dan melakukan wawancara terhadap siswa.

C.      Teknik Pengumpulan Data (Teknik Analisis)
     Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2009:69).
     Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang dipergunakan 2 macam, uraiannya sebagai berikut :
1.      Wawancara ( Interview )
           Wawancara atau interview adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Riduwan, 2009:74).

2.      Pembagian Angket
          Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci danlengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau halhalyang diketahuinya .
          Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Suharsimi Arikunto).
          Melalui angket, hal-hal tentang diri responden dapat diketahui.Misalnya, tentang keadaan atau data dirinya seperti pengalaman, sikap,minat, kebiasaan belajar, dan lain sebagainya. Isi angket dapat berupapertanyaan-pertanyaan tentang responden.
          Pertanyaan-pertanyaan tersebutdirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh jawaban yangobyektif. Juga perlu dijalin kerja sama antara pemberi angket danresponden melalui pengantar angket yang simpatik, sehingga respondenterdorong bekerja sama dan rela mengisinya secara jujur.

D.      Instrumen Penelitian
     Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah a) wawncara, b) lembar angket.



DAFTAR PUSTAKA

Subliyanto (2011). Drop Out Peserta Didik. From : Ali, M. 2004. Guru Dalam      Proses Belajar Mengajar. Sinar baru Albensindo. Bandung.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka           Cipta. Jakarta.
Dykman, Thomas R., Akuntansi Intermediate, Edisi Ketiga, Jilid Satu,       terjemahan.
Munir Ali, Erlangga, Jakarta, 2000.
Granof, Michael H., Philip W., Bell, Financial Accounting Principles and Issues,
            Fourth Edition, Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs, 1991.



Website

http://en.wikipedia.org/wiki/Dropping_out
www.wikipwedia.com
http://180.246.116.86/index.php?option=com_content&view=article&id=96&Itemid=60