CARA MENANAM POHON JATI
·
Tanaman
jati biasanya tumbuh di daerah berkapur di Pulau Jawa ini, terutama di daerah
pantura.
·
Untuk menanam jati diperlukan jarak
tanam antara 2 sampai 3 meter.
Dalam 1 ha bisa ditanam sebanyak 900 - 1.100 pohon.
Dalam 1 ha bisa ditanam sebanyak 900 - 1.100 pohon.
·
Jati
adalah tanaman yang tahan bantingan, dengan kondisi tanah yang keringpun mereka
mampu bertahan, tanaman ini tidak memerlukan penanganan khusus.
·
Perhatian
pada pertumbuhannya hanya dibutuhkan pada 2 - 3 tahun pertama, dengan
memberinya pupuk setiap 4 atau 6 bulan sekali. Bila dirasa pohon telah kokoh
tanaman ini dapat dibiarkan tumbuh sendiri.
·
Sejak
ditanam sampai tahun ketiga selain pemberian pupuk pemotongan dahan-dahan yang
tidak diperlukanpun sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil batang tanaman
jati yang lurus dan tidak banyak bercabang. Dengan pisau yang tajam batang yang
tidak diperlukan dipotong dan bekas luka potongannya diberi ter / aspal cair
atau cairan anti termite (bisa dibeli ditoko bangunan), Maksudnya agar bekas
potongan tersebut tidak dimasuki hama penggerek yang bisa membuat pohon keropos
didalamnya. Apapun bentuk luka yang ada disarankan ditutup oleh cairan
tersebut.
·
Penjarangan
pohon ; Dilakukan setalah jati berusia 5 dan 7 tahun. Artinya pada usia
tersebut sebagian jati ditebang kira-kira sejumlah 20% (di tahun kelima) dan 10
% (ditahun ke tujuh), dengan maksud agar jarak pohon bisa semakin lebar dan
pohon bisa mendapat mendapatkan sinar matahari dengan baik.
·
Berilah
no urut pada jati-jati yang ditanam tersebut agar bisa dengan mudah kita mengontrol
jumlah tanaman kita, saat kita inspeksi.
·
yang
penting diperhatikan pada perkebunan jati adalah penjagaannya.
Dengan melibatkan penduduk setempat untuk menjaga dan merawat tanaman jati, kita dapat mensejahterakan mereka. Dengan itu mereka bisa mendapat hasil dari tanaman tumpang sari pada lahan tanaman jati tersebut.
Berikan insentive kepada mereka, berupa pensiun sebesar 1% dari hasil panen bila pohon2 yang ditanam terjaga dengan baik.
Dengan melibatkan penduduk setempat untuk menjaga dan merawat tanaman jati, kita dapat mensejahterakan mereka. Dengan itu mereka bisa mendapat hasil dari tanaman tumpang sari pada lahan tanaman jati tersebut.
Berikan insentive kepada mereka, berupa pensiun sebesar 1% dari hasil panen bila pohon2 yang ditanam terjaga dengan baik.
·
Bekerjasama dengan pemerintahan daerah
setempat untuk penjagaan bersama terhadap tanaman jati kita, yaitu dengan
membagi juga 1% dari hasil panen kepada kelurahan setempat.
Jangan lupa pada saat memanen hasil, minta Faktur (istilah pedagang kayu "SAKO") dari Pemerintah setempat sebagai surat jalan untuk mengangkut hasil panen kayu jati menuju tempat pengiriman, agar dijalan tidak kena razia..
Jangan lupa pada saat memanen hasil, minta Faktur (istilah pedagang kayu "SAKO") dari Pemerintah setempat sebagai surat jalan untuk mengangkut hasil panen kayu jati menuju tempat pengiriman, agar dijalan tidak kena razia..
·
Kapan
kita bisa menebang kayu jati ? setelah 7 tahun kita bisa menebang kayu jati
sesuai kebutuhan. Pada umumnya dipasaran kayu jati bisa mempunyai nilai
ekomonis yang bagus dengan diameter minimum 30cm (kira-kira 12 - 15 tahun)
tergantung mutu pemeliharaan. Sebagai contoh pada pilot project kami pada usia
5th minimum diameter jati kami sebesar 15 cm, bahkan banyak yang mencapai
diameter 20cm dan tinggi 15 m.
·
Dipasaran
saat ini harga kayu jati yang diatas diameter 30 cm, berkisar antara 12 juta
sampai 18 juta per m3. Bahkan diameter lebih besar dari 60 cm harga bisa
mencapai 40juta per m3.
Sedangkan diameter 20 cm sampai 25 cm per m3 antara 6 juta sampai 10 juta-an.
Sedangkan diameter 20 cm sampai 25 cm per m3 antara 6 juta sampai 10 juta-an.
·
Perhitungan
panen ; Dengan asumsi terjelek saat kita memanen, bila kita tebang pohon kita
pada saat diameter 30 cm dengan ketinggian pohon 20m (usia 15th), dan bila
dihitung dengan harga terendah 12juta (harga saat ini), hasil yang kita
dapatkan untuk 1 pohon adalah sbb :
== > luas lingkaran x tinggi pohon x harga 0,06 x 20m x Rp.
12.000.000/m3 = Rp. 24.400.000,- per pohon.
Bila harga 15th
mendatang lebih besar (pasti, karena dari data statistik minimum kenaikan harga
kayu jati setiap tahunnya adalah 10%) maka kita akan mendapatkan hasil yang
jauh lebih besar.
·
Modal
yang diperlukan :
·
Tanah,
di daerah jawa barat masih bisa didapatkan dengan harga 5.000 / m2 pada lahan
tidur.
Ø Bibit tanaman jati, antara Rp. 5.000
s/d Rp. 10.000 / batang (tergantung jenisnya).
Ø Penanaman dan pembersihan lahan Rp.
1.000 per pohon.
Ø Pemupukan Rp. 1000 sekali pupuk per
pohon.
Ø Penjaga Rp. 500.000 / bulan ( satu
orang penjaga bisa menghandle 2 ha lahan ).
Jangan
pernah malas menunggu waktu tanam yang begitu lama. Anggap saja itu sebagai
pensiun atau warisan untuk anak-anak kita.
Dengan
perhitungan yang telah kami buat, pada saat penjarangan ditahun ke 5 s/d ke 7,
saat 30% jumlah pohon kita tebang, kayu yang kita jual sudah bisa mengembalikan
modal yang telah kita keluarkan.
Selain kita mendapatkan tanah yang mempunyai harga jual yang terus meningkat, kita juga akan mendapatkan hasil panen yang cukup mencengangkan ;
Selain kita mendapatkan tanah yang mempunyai harga jual yang terus meningkat, kita juga akan mendapatkan hasil panen yang cukup mencengangkan ;
70 % pohon yang dipanen pada tahun ke
15 ;
700 pohon x Rp. 14.400.000 = Rp.
10.080.000.000,- / Ha. Sangat luar biasa.
Sementara kita mengeluarkan modal
tidak lebih dari 100 juta setiap hektarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar