Kamis, 31 Januari 2013

Proposal Metode Penelitian Semester 5


Hubungan Anatara Pendidikan Orangtua Dan Konsep Diri Anak Dengan sikap Sosial Anak Di Kelurahan Kampungtengah Kecamatan Keramat Jati Jakarta Timur


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
            Pendiddikan dapat di pandang sebagai investasi sumber daya manusia jangka panjang. Sekolah merupakan salah satu institusi yang mempersiapkan pembelajarann yang dilaksanakan. Sekolah umumnya akan memberi banyak tugas untuk dipersiapkan remaja dirumah dan di sekolah.(munndar, Bonang dan Hersukusmo, 2009).
            Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya.
            Pendidikan secara umum memiliki tujuan untuk membentuk kedewasaan  individu dalam berbagai aspek, baik pengetahuannya, sikapnya, maupun keterampilannya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka dilakukan adanya upaya yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Pendidikan di Indonesia telah memiliki jaminan yang sangat kuat sebagaimana termaktub dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa :
“Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”.
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhii sepanjag hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)untuk maju sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mmereka.
            Untuk memajukan sebuah kehidupan umat manusia, mak pendidik menjadi sarana utama yang perlu di kelola, Manusia adalah makhluk yang dianamis, dan bercita-cita ingin meraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia dalam arti yang luas, baik lahiriah maupun batiniah.
            Pendidikan  bagi bangsa yang sedang  berkembang saat ini terutama indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntunan pembangunan secara tahap demi tahap. Pendidikan yang dikelola dengan tertib , teratur, efektif dan efisien  akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang berdasarkan pokok pada penciptaan kesejahteraan umum dan pencerdasan kehidupan bangsa kita , sesuai dengan tujuan Nasional seperti tecantum dalam alinea IV, dalam pembukaan UUD 1945.
            Oleh karena pelaksanaan pendidikan tidak mungkin lepas dari faktor pisikologis manusia, disamping faktor lingkungan sekitar, maka prosespendidikan perlu, bahkan wajib berpegang pada petunjuk-petunjuk dari para ahli pisikologi terutama pisikologi pendidikan dan perkembangan, termasuk pisikologi agama.
            Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
            Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
            Sebagai pendidik dan pembimbing dalam keluarga, orang tua sangat berperan dalam meletakan dasar-dasar perilaku bagi anak-anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tak sadar ditanamkan dan kemudian menjadi kebiasaan bagi anak-anaknya.
            Kecamatan Kramat Jati terletak antara 1060 49’ 35’’ Bujur Timur dan 060 10’ 37’’ Lintang Selatan , dengan luas wilayah 13,34 Km2. Kecamatan Kramat Jati mempunyai batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Jatinegara, Sebelah Selatan : Kecamatan Ciracas dan Kecamatan Pasar Rebo, Sebelah Timur : Kecamatan Makasar, Sebelah Barat :Kecamatan Pasar minggu.
            Kecamatan Kramat Jati berlokasi cukup strategis karena terbatas dengan jalan Arteri Raya Bogor dan dilewati oleh jalan Lingkar Luar ( Outer Ring Road ). Jumlah penduduk di Kecamatan Kramat Jati sebanyak 204.148% per tahun. Jumlahrumah tangga sebayak 50.218 dengan. Jumlah RW. 65 Rt. 655 KK 52.567.
            Faktor-faktor yang menyebabkan pendidiakan di Indonesia menurun yaitu faktor ekonomi, kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak, lingkungan yang tidak baik, dan rendahnya pendidikan orang tua. Dimana peserta didik mengalami penurunan minat belajar.
            Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan tersebut maka, dapat dijadikan alasan bagi peneliti untuk mengadakan penelitian. Didalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Hubungan Anatara Pendidikan Orangtua Dan Konsep Diri Anak Dengan sikap Sosial Anak Di Kelurahan Kampungtengah Kecamatan Keramat Jati Jakarta” .
B.       Perumusan Masalah
            berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut : apakah pengaruh rendahnya pendidikan orangtua terhadap konsep diri anak dengan sikap sosial anak di kelurahan kampung tengah kecamatan keramat jati jakarta.
C.      Tujuan Penelitian
            Tujuan peneliti dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang hubungan anatara pendidikan orangtua dan konsep diri anak dengan sikap sosial anak di kelurahan kampungtengah kecamatan keramat jati jakarta.
1.      Faktor yang menyebabkan rendahnya pendidiakan orang tua anak  ?
2.      Bagai mana sikap sosial anak terhadap rendahnya pendidikan orang tua ?
3.      Bagaimana cara mengatasi sikap sosial anak terhadap rendahnya pendidikan pendidikan orang tua ?
D.      Manfaat Penelitian
            Adapun manfaat dari hasil penelitian pada warga kelurahan kampung tengah kecamatan keramat jati jakarta:
1.      Untuk peneliti, dapat pengetahuan tentang pendidikan, khususnya dalam permasalahan rendahnya pendidikan orang  tua terhadap konsep diri anak dengan sikap sosial anak.
2.      Untuk warga kelurahan kampungtengah kecamatan keramat jati jakarta, hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai referensi dalam memberikan perhatian terhadapp pendidikan dann sikap sosial anak.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A.      Tinjauan pustaka

2.1          Pendidikan

            UU Nomor 2 Tahun 1989 pasal 1 ayat 1; “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.”
            Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik langsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila (dasar-dasar ilmu ppendidikan, hasbullah, edisi revisi 5, jakarta, pt RajaGrafindo Persada, 2006, hal 5).
            (UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudka suasana belajar dan proses peembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya unntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliaan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, msayarakat, bangsa dan negara.
            (Notoatmojdo, 2003) Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
            (Mudyaharjo, 2008) Pendidikan adalah usaha dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
            (Faud Ihsan, 2010) Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengn nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.
            M.J. Langeveld (1995) Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan.
            Kohnstamm dan Gunning (1995) Pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai denga hati nurani.
            John Dewey (1978) Aducation is all one with growing; it has no end beyond itself. (pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya).
            Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Dasar Konsep Pendidikan Moral, ALFABETA, Tahun 2003, Hal 1).
a.       Tujuan, Fungsi Pendidikan
               (UU No 20 Sistem Pendidika Nasional BAB 2, Pasal 3 tahun 2003) Pendidikan   nasional  berfungsi  mengembangkan   kemampuan  dan  membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi  manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi  warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
               Tuujuan disebut juga cita-cita pendidikan yang berfungsi untuk memberikan arahan terhadap semua kegiatan dalam proses pendidikan (dasar-dasar ilmu pendidikan, hasbullah edisi revisi 5, Tahun 2006: 123)
               (UU No 2 Tahun 1989) Tujuan pendidiikan nasioanl “mencerdaskann kehidupan bangsa dan mengembanngkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesahatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (dasar-dasae ilmu pendidikan, hasbullah, tahun 2006: 11).
               (dasar-dasae ilmu pendidikan, hasbullah, edisi revisi 5, tahun 2006: 14).Tujuan dari pendidikan yaitu :
1)      Tujuan Umum
Tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan keadaan. Tujuan umum ini dirumuskan dengan memperhatikan hakikat kemanusiaan yang universal.
2)      Tujuan Khusus
Tujuan ini merupakan penghususan dari tujuan umum diatas dasar beberapa hal, diantaranya :
·         Terdapat perbedaan individual anak didik, misalnya perbedaan dalam bakat, jenis kelamin, intelegensi, minat dan sebagainya.
·         Perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat, misalnya; tujuan khusus untuk masyarakat pertanian , perikanan, dan lain-lain.
·         Perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan, misal; tujuan pedidikan untuk kelluarga, ppendidikan sekolah, dan pendidikan dala perkembangan pemmuda.
·         Perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafah hidup suatu bangsa.
b.      Prinsip-Prinsip Pendidikan
               (UU No 20 Sistem Pendidikan Nasional BAB 3 Pasal 4 ayat 3-4 tahun 2003) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
               Pendidikan diselenggarakan dengan  memberi keteladanan,  membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
c.       Macam - Macam Pendidikan
               (UU No 20 Sistem Pendidikan Nasional BAB VI Pasal 13 ayat 1 tahun 2003)  Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal
yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
               (UU No 20 Sistem Pendidikan Nasional BAB VI Pasal 14 tahun 2003) Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar , pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
a)    Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
          Pendidikan usia dini adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun yang melalui pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan  perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
          Pendidikan usia dini adalah pendidikan yang berfungsi membantu pertumbuhan dan rohani peserta didik yang dapat dilakukan didalam maupun diluar lingkungan selanjutnya (Direktorat PAUD 2002 : 8).
          UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidika Nasional adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan utuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
          Solehudin (2000 : 56) fungsi dari pendidikan Anak usia Dini pada prinsipnya memiliki 5 fungsi diantaranya : a) Pengembangan potensi, b) Penanaman dasar-dasar aqidah dan keimanan, c) Pembentukan dan pembiasaan prilaku-prilaku yang diharapkan, d) Pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan, e) Pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif.
          Pendidikan anak usia dini  adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak  lahir sampai  dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. (UU Sistem Pendidikan Nasional BAB 1, pasal 1, ayat 14 tahun 2003)
b)   Pedidikan Dasar (SD)
          (UU Sistem Pendidikan Nasional BAB VI, pasal 17, ayat 2 tahun 2003) Pendidikan dasar  berbentuk sekolah dasar   (SD)  dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk  lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
c)    Pendidikan Menengah Pertama (SMP)
          Sekolah menengah pertama (disingkat SMP) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9.
          Sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs) adalah bagian dari pendidikan dasar di Indonesia. Setelah tamat dari SD/MI, para siswa dapat memilih untuk memasuki SMP atau MTs selama tiga tahun pada kisaran usia 12-14. Setelah tiga tahun dan tamat (http//wikipedia.com/pendidikanindonesia.html. diakses tanggal 10 Desember 2012, jam 17:30).
d)   Pendidikan Menengah (SMA)
          (UU Sistem Pendidikan Nasional BAB VI, pasal 18, ayat 3 tahun 2003) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
          Di Indonesia, pada tingkatan ini terdapat tiga jenis sekolah, yaitu sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah (MA). Siswa SMA dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, sedangkan siswa SMK dipersiapkan untuk dapat langsung memasuki dunia kerja tanpa melanjutkan ke tahapan pendidikan selanjutnya. Madrasah aliyah pada dasarnya sama dengan sekolah menengah atas, tetapi porsi kurikulum keagamaannya (dalam hal ini Islam) lebih besar dibandingkan dengan sekolah menengah atas (http//wikipedia.com/pendidikanindonesia.html. diakses tanggal 10 Desember 2012, jam 17:30).
e)    Perguruan Tinggi
          Universitas adalah bentuk kelembagaan perguruan tinggi yang terdiri atas fakultas-fakultas, dan masing-masing fakultas mempunyai jurusan-jurusan atau program studi yang beragam (Triton Prawira Budi, strategi hidup dan belajar mahasiswa indekos, tuguh publisher, cetakan 1, 2006, halaman 13).
          (UU Sistem Pendidikan Nasional BAB VI, pasal 19, ayat 1 tahun 2003) Pendidikan   tinggi   merupakan   jenjang   pendidikan   setelah   pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister , spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.
          Universitas dalam pendidikan di Indonesia merupakan salah satu bentuk perguruan tinggi selain akademi, institut, politeknik, dan sekolah tinggi. Universitas terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi
(http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas).
          (UU Sistem Pendidikan Nasional BAB VI, pasal 20, ayat 1 tahun 2003) Perguruan   tinggi   dapat   berbentuk   akademi,   politeknik,   sekolah   tinggi, institut, atau universitas.
          universitas adalah bentuk kelembagaan perguruan tinggi yang terdiri atas fakultas-fakultas, dan masing-masing fakultas mempunyai jurusan-jurusan atau program studi yang beragam (Triton Prawira Budi, STRATEGI HIDUP DAN BELAJAR MAHASISWA INDEKOS, TUGUH PUBLISHER, CETAKAN 1, 2006, halaman 13)
          (UU Sistem Pendidikan Nasional BAB VI, pasal 21, ayat 1 tahun 2003) Perguruan   tinggi   yang  memenuhi   persyaratan  pendirian   dan   dinyatakan berhak menyelenggarakan program pendidikan tertentu dapat memberikan gelar   akademik,   profesi,   atau   vokasi   sesuai   dengan   program pendidikan yang diselenggarakannya.

2.2         Peranan Orang Tua

            Keluraga merupakan lembaga pendidikan tertu, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memmelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik (dasar-dasar pendidikan, hasbullah, edisi revisi 5, tahun 2006: 34).
            Orang Tua adalah ayah dan ibu kandung yang mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab pertama dan utama bagi anak. Sebagai pendidik dan pembimbing dalam keluarga, orang tua sangat berperan dalam meletakan dasar-dasar perilaku bagi anak-anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tak sadar ditanamkan dan kemudian menjadi kebiasaan bagi anak-anaknya.
            (dasar-dasar pendidikan, hasbullah, edisi revisi 5, tahun 2006:  34) Pendidikan keluarga berfungsi :
1)   Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak.
2)   Menjamin kehidupan emosi anak.
3)   Menanamkan dasar pendidikan moral.
4)   Memberikan dasar pendidikan sosial.
5)   Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
            Keluarga yang ideal (lengkap) maka ada dua individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran ibu,
a.    Peranan Ibu
        Ibu adalah dua sosok yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita. Tanpa sosok Ibu kita tidak akan pernah ada di dunia ini. Bahkan banyak orang orang hebat yang tidak akan pernah bisa menjadi hebat tanpa didukung dengan sosok wanita hebat dibelakangnya.
(http://carapedia.com/pengertian_definisi_wanita_info2141.html.19 Desember 2012 : Jam 14.30)
        Yedi Kurniawan (1993:34) Ibu yang jujur dan baik mempunyai begitu banyak pengaruh, sehingga dapat mendidik anaknya dengan baik.
        Ngalim Purwanto (1987:70) peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagi : 1) Sumber dan pemberi kasih sayang, 2) Mengasuh dan memelihara, 3) Tempat mencurahkan isi hati, 4) Mengatur kehidupan dalam rumah tangga, 5) Membingbing hubungan pribadi, 6) Pendidik dalam segi rasional.
        Peranan ibu; di tinjau dari keluarga keseluruhan, ibu berperan sebagai “ratu rumah tangga” yang mengemudikan bahtera rumah tangga (DR.M.I. soelaeman, pendidikan dalam keluarga, februari 1994, hal 127).
        Peran ibu diantaranya adalah menumbuhkan perasaan mencintai dan mengasihi pada anak melalui interaksi yang jauh melibatkan sentuhan fisik dan kasih sayang serta menumbuhkan kemampuan berbahasa pada anak melalui kegiatan-kegiatan bercerita dan mendongeng, serta melalui kegiatan yang lebih dekat dengan anak, yakni berbicara dari hati ke hati kepada anak. (http://bangka.tribunnews.com/2012/12/10/peran-ayah-dalam-tumbuh-kembang-anak. 19 Desember 2012 : Jam 14.30).
        Peran ibu adalah sebagai “tiang rumah tangga” amatlah penting bagi terselenggaranya rumah tangga yang sakinah yaitu keluarga yang sehat dan bahagia, karena di atas yang mengatur, membuat rumah tangga menjadi surga bagi anggota keluarga.
(http://belajarpsikologi.com/peranan-ibu-dalam-keluarga/. 19 Desember 2012 : Jam 14.30).
b.    Pranan Ayah
        Seperti  halnya seorang ibu, ayah jugaberperan sangat penting untuk perkembangan anak.
        John Gottman dan Joan Dectaire (1999:190) pengaruh seorang ayah dimulai pada usia yang sangat dini.
        John Gottman dan Joan Dectaire, Maslow dalam M.I Soelaeman (1994:134) mengemukakan beberapa peranan ayah sebagai pelindung keluarganya dalam memenuhi keebutuhannya, yaitu : 1) Peranan sebagai pemenuh kebutuhan dasar bioligis, 2) Peranannya sebagi pemenuh kebutuhan dasar akan rasa aman, 3) Peranannya sebagai pemenuh kebutuhan dasar akan cinta kasih, 4) Peranannya sebagai pemenuh kebutuhan dasar akan pengakuan keberadaan, 5) Peranannya sebagai pemenuh kebutuhan dasar akan rasa memadai harga diri serta kebutuhan untuk mewujudkan atau realisasi diri.
        Peranan ayah; dalam kehiidupan sehari-hari dalam keluarga, ayah berperan sebagai kepala keluarga, ia memimpin kehidupan keluarga pada umumnya dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan kehidupan keluarga (DR.M.I. soelaeman, pendidikan dalam keluarga, februari 1994, hal 132).
        Sedangkan peran ayah, lebih kepada menumbuhkan rasa percaya diri dan kompetensi pada anak melalui kegiatan bermain yang lebih 'aktif' dan 'full of energy' atau yang lebih melibatkan fisik baik di dalam maupun di luar ruangan (http://bangka.tribunnews.com/2012/12/10/peran-ayah-dalam-tumbuh-kembang-anak. 19 Desember 2012 : Jam 14.30)
c.    Pola Asuh Orang Tua
Diana Baumrind (dikutip dari Bunda Lucy, 2009), ada empat jenis pola pengasuhan, yaitu otoriter,  authoritative, neglectful dan indulgent yaitu:
a)         Pola asuh otoriter
Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri
sebagai berikut:
·      Kaku
·      Tegas
·      Adanya penerapan hukuman
·      Kurang kasih sayang serta simpatik
·      Orang tua memaksa anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai mereka serta   mencoba membentuk lingkah laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak
·      Orang tua tidak mendorong serta memberi kesempatan
·      kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian
·      Hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa   
b)        Pola asuh authoritative (Memberikan pilihan)
Diana Baumrind menyatakan ciri-cirinya adalah:
·       Secara bertahap orang tua memberikan tanggung jawab bagi anak-anaknya terhadap segala sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa.  
·       Mereka selalu berdialog dengan anak-anaknya, saling memberi dan menerima, selalu mendengarkan keluhan-keluhan dan pendapat anak-anaknya.
·       Dalam bertindak, mereka selalu memberikan alasannya kepada anak, mendorong anak saling membantu dan bertindak secara objektif, tegas tetapi hangat dan penuh pengertian.
·       Mendorong anak untuk mandiri, tapi orang tua tetap menetapkan batas dan kontrol.
c)        Pola Asuh Permisif atau Neglectful
·      Orang tua cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama sekali.
·      Bimbingan terhadap anak kurang dan sedikit sekali dituntut untuk suatu tangung jawab, tetapi mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa.
·      Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dan orangtua tidak banyak mengatur anaknya
d)       Pola Asuh Indulgent
               Pola  indulgent sebenarnya  menjadi istilah bagi pola asuh orang tua yang selalu terlibat dalam semua aspek kehidupan anak, mereka cenderung membiarkan anaknya melakukan sesuai dengan keinginan mereka.
d.      Hak dan Kewajiban Orang Tua
        (UU No 20 Sistem Pendidika Nasional BAB 4, Pasal 7 ayat 1 tahun 2003) Orang  tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya.
        Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.
        (dasar-dasar pendidikan, hasbullah, edisi revisi 5, tahun 2006: 44 - 46) Dasar-dasar tanggung jawab orangtua terhadap pendidikan anak meliputi hal-hal berikut :
1)      Adanya motipasi atau dorongan cita kasih yang mmenjiwai hubungan orang tua dan anak.
2)      Pemberian kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
3)      Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, banngsa, dan negara.
4)      Memelihara dan membesarkan anaknya.
5)      Memberikan pendidikan dengan berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.
        (UU No 20 Sistem Pendidika Nasional BAB 4, Pasal 7 ayat 2 tahun 2003)Orang   tua   dari   anak   usia   wajib   belajar ,   berkewajiban   memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.
2.4         Konsep Diri Anak
            Konsep diri didefenisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi  kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu (http:/www.e-psikologi.com/2010/01/15).
            Menurut Froebel (Roopnaire, J.L & Johnson, J.E., 1993 : 56) masa anak merupakan suatu fase yang sangat penting, berharga, merupakan masa pembentukan   6 dalam periode kehidupan manusia (a noble and maleable phase of human life).
            (Stuart dan Sudden) Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian  yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan.
            Konsep diri adalah suatu keyakinan yang dimiliki individu tentang atribut atau ciri-ciri yang dimilikinya (Brehm, Hudaniah, 2003:65).
            (Burns 1993) Konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, orang-orang lain berpendapat mengenai diri kita dan seperti apa diri kita yang kita inginkan.
            Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Sedangkan siswa/siswi merupakan anak atau pelajar yang melakukan aktifitas belajar. Jadi konsep diri  siswa/siswi adalah gambaran yang dimiliki siswa/siswi tentang dirinya, yang dibentuk melalui interaksi dengan lingkungan. 
            Dalam dunia pendidikan, konsep diri cenderung digunakan untuk
mengetahui bagaimana hubungan konsep diri siswa/siswi dengan prestasi akademisnya; hubungan yang  ada diantara konsep diri guru dan gaya mengajarnya diruangan  kelas; dapatkah modifikasi-modifikasi konsep diri siswa/siswi dan guru melalui kelompok kerja intesif dan lainnya dibuat, apakah  hal tersebut mempunyai efek pada penampilan anak sekolah dan guru diruangan kelas; apakah efek-efek dari bentuk-bentuk organisasi sekolah yang berbeda-beda pada konsep diri siswa/siswi (Burns, 1993:355).

2.4         Sikap Sosial Anak
            (Herbert Spencer tahun 1862) yang diartikan sebagai status mental seseorang.
            (Azwar, 1995) respon terhadap stimuli sosialyang telah terkondisikan.
            Froebel (Solehuddin, 1997 : 27 ) salah seorang tokoh pendidikan anak usia dini Eropa (Jerman) memandang bahwa anak pada dasarnya berpembawaan baik (innate goodness) dan berpotensi kreatif (creative  potential).
            (Green, 1980) sikap menggambarkan kumpulan kepercayaanyang selalu memasukan aspek penilaian, artinya sikap selalu dapat ditafsirkan sebagai baik dan buruk atau positif dan negatif.
Faktor –faktor yang mempengaruhi sikap sosial anak :
a.         Faktor Lingkungan Keluarga
        Keluarga merupakan tumpuan dari setiap anak,  keluarga   merupakan lingkungan yang pertama dari anak dari keluarga pulalah anak menerima pendidikan karenanya keluarga mempunyai peranan yang sangat penting didalam perkembangan anak. Keluarga yang baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap perkembangan anak, demikian pula sebaliknya. Dalam buku Psikologi Pendidikan dijelaskan bahwa: “Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang, perhatian, keluarga yang tidak harmonis, yang tidak memanjakan anak-anaknya dapat mem-pengaruhi sikap sosial bagi anak-anaknya” (Purwanto, 1999 : 89).

b.        Faktor Lingkungan Sekolah
        Dalam bukunya Psikologi Sosial dijelaskan bahwa:    “Keadaan sekolah seperti cara penyajian materi yang kurang tepat serta antara guru dengan murid mempunyai hubungan yang kurang baik akan menimbulkan gejala kejiwaan yang kurang baik bagi siswa yang akhirnya mempengaruhi sikap sosial seorang siswa” (Ahmadi, 1996 : 65). Selanjutnaya dalam buku Interaksi Sosial dijelaskan bahwa: “Ada beberapa faktor lain disekolah yang dapat mempengaruhi sikap sosial siswa yaitu tidak adanya disiplin atau peraturan sekolah yang mengikat siswa untuk tidak berbuat hal-hal yang negatif ataupun tindakan yang menyimpang” (Nawawi, 2000 : 66).
c.         Faktor Lingkungan Masyarakat
        “Lingkungan masyarakat yang bisa mempengaruhi timbulnya berbagai sikap sosial pada anak seperti cara bergaul yang kurang baik, cara menarik kawan-kawannya dan sebaginya” (Sarwono, buku Psikologi Sosial, 1997 : 59).
        “Pergaulan sehari-hari yang kurang baik bisa mendatangkan sikap sosial yang kurang baik, begitu sebaliknya dimana suatu lingkungan masyarakat yang baik akan mendatangkan sikap sosial yang baik pula terhadap anak” (Nawawi, buku Interaksi Sosial, 2000 : 45).



B.       KERANGKA BERFIKIR
            Anak merupakan anugerah yang tak ternilai dari Sang Pencipta di dalam sebuah keluarga. Tanpa kehadiran seorang anak, maka keluarga tidak akan lengkap. Begitu pentingnya arti seorang anak di dalam sebuah kelurga sehingga tanggung jawab dalam mendidiknya untuk menjadi manusia yang berkualitas nantinya pada saat mereka dewasa menjadi suatu hal yang sangat penting pula. Pendidikan yang diberikan dapat melalui pendidikan informal maupun formal. Pendidikan informal dapat mereka peroleh dari orang tua, lingkungan tempat mereka tinggal, dan juga melalui interaksi dengan teman atau orang-orang disekeliling mereka setiap harinya sedangkan pendidikan formal mereka dapatkan melalui sekolah.
            Konsep diri sendiri merupakan  suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Hurlock memberikan pengertian tentang konsep diri sebagai gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya.             Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Brehm (dalam Hudaniah, 2003:65) mendefinisikan konsep diri adalah suatu keyakinan yang dimiliki individu tentang atribut atau ciri-ciri yang dimilikinya.
            Menurut Burns konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, orang-orang lain berpendapat mengenai diri kita dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Dengan demikian konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang  diri seseorang, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan  yang dialami, kondisi fisik diri maupun lingkungan terdekatnya.
            Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya.
            Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Dalam pembentukan konsep diri seorang  anak dibutuhkan kerjasama antara guru, orang tua dan murid itu sendiri.
            Dengan adanya proses komunikasi yang berkesinambungan serta perhatian orang tua dan guru dalam perkembangan anak, maka akan memudahkan untuk mengarahkan siswa ke arah konsep diri yang positif.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.      Tempat dan Waktu Penelitian
            Tempat penelitian dilakukan di Kelurahan Kampung Tengah, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur.  Berdasrkan survey, warga Kelurahan Kampung Tengah masih banyhak yang tertinggal akan pendidikan terutama anak-anak
            Adapun waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan juli - agustus tahun 2013.
B.       Jenis Penelitian
            Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti adalah penelitian Deskriptif, dimana peneliti harus mengunakan diri mereka sebagai instrument, mengikuti data. Dalam berupaya mencapai wawasan imajinatif kedalam dunia Respoden, peneliti diharapkan fleksibel dan reflektif tetapi tetap mengambil jarak. Pada hakekatnya penelitian deskrptif ini digunakan karna beberapa pertimbangan antara lain: pertama, menyesuaikan metode deskriftif lebih muda apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsuang hakekat hubungan antara peneliti dan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman, pengaruh bersama dari terhadap pola-pola yang dihadapi.
            Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Studi Kasus (case study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.
C.      Populasi dan Sampel
1.         Populasi
          Polpulasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Pabila seseorang akan angin meneliti semua elemen yang ada dalamm wilayah penelitian,, maka penelitiaannya merupakan penelitian polpulasi. Studi atau penelitiaannya juga disebut studi sensus. (Suharsimi Arikunto, 2010: 173).
          Adapun populasi sasaran dalam penelitian ini adalah warga kelurahan kampung tengah. Populasi yang terjangkau adalah orang tua dan anak remaja yang berjumlah 20 orang.
2.      Sampel
          Sampel adalah baigian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga,  waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimppulannya dapat diberlakukan unntuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul rephensif (mewakili). (Sugiono, 2009: 118).
          Pengam bilan sampel ini berdasarkan yang dikemukakan oleh Suharismi Arikunto, yaitu apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika  subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. (Suharismi Arikanto, 2002:112)
3.      Teknik Pengumpulan Data
            Teknik pengumpulan data yang digunkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunaka Koesioner.
            Koesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
            Adapun penelitian yang digunakan untuk mengukur variable kenakalan ramaja (siswa) mengenai juvenile delinquency (variable X ) adalah kuensioner skala SSHA (survery of studi habts and attitudes) dari brown dan holtzman yang sudah diadakan penyesuaian dengan lingkungan budaya indonesia dengan sekala sebagai berikut : ( 5 = selalu, 4 = sering, 3 = kadang-kadang, 2 = jarang dan 1 = tidak pernah). Sedangkan untuk mengukur varible karakter siswa (varible Y) mengakomodasi ”civics assesement kompetensi”.
            Setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, kegiatan selanjutnya adalah menganalisis data (Sugiono, 207: 2008). Yaitu suatu proses menyusun data agar dapat ditafsirkan (Nasution, 1996: 126) Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang penulis gunakan adalah Teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan teknik presentasi, dimana teknik presentasi dugunakan untuk mempresentasikan seberapa besar perbandingan subjek latarbelakang anak nakal dan anak biasa. Maka penghitungan yang di gunakan adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui persentase:
NA x 100% = jumlah subjek yang memiliki persentase A lebih tinggi dari N pada B NB x 100% = jumlah subjek yang memiliki persentase B lebih tinggi dari N pada A

Rumus Persen (untuk satu orang/subjek)

∑▒
Xa x 100%NI∑▒Xb x 100%NI



DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata, Sumadi, 1989, Psikologi Pendidikan, Edisi IV,  Jakarta : Penerbit Rajawali.
Gunarsa, 2003, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,  Jakarta : PT BPK Gunung Mulya.
Nawawi, Hadori, 2000, Intereksi Sosial, Jakarta : Gunung Agung.
Soetjipto dan Sjaefieoden, 1994, Metodologi Ilmu Sosial. Jakarta.
Sarwono, Sarlito, Wirawan, 1997,  Psikologi Sosial, Yogyakarta : Andi.
Tim Dosen  FIP-IKIP Malang, 1988, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Surabaya : Usaha Nasional.
Solehuddin, M, 1997, Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah, Bandung : FIP UPI.
Hasbullah, 2006, Dasar - Dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi 5, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Triton, Prawira, Budi, 2006, Strategi Hidup Dan Belajar Mahasiswa Indekos, Tuguh Publisher, Cetakan 1.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 20 TAHUN 2003, TENTANG, SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.

DAFTAR PUSTAKA WEBSITE
http//wikipedia.com/pendidikanindonesia.html
http:/www.e-psikologi.com



LEMBAR QUSIONER
PETUNJUK PENGISIAN
·         Mohon kepada yang terhormat untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada !!!
·         Silahkan mencentrang/menceklis jawaban pada kolom yang telah disediakan !!!

Nama                           :
Pendidikan Terakhir    :
Kategori                      : Remaja
PERTANYAAN
YA
TIDAK
1. Apakah anda pernah berurusan dengan pihak berwenag (polisi) ?


2. Apakah teman yang menyebabkan anda melakukan rokok, minuman keras, obat-obatan terlarang ?


3. Apakah ada hubungan status ekonomi sehingga melakukan hal ini ?


4. Apakah ada kaitannya dengan lingkungan keluarga sehingga melakukan ini ?


5. Apakah anda senang dengan keadaan anda yang seperti ini ?


6. Apakah anda ingin berubah ?


7. Apakah respon orang tua anda baik, mengetahui hal ini ?


8. Apakan anada masih sekolah ?


9. Bagai mana respon teman-teman di sekolah baik ?


10. Apakah anda perah mendapat peringatan dari sekolah ?





LEMBAR QUSIONER
PETUNJUK PENGISIAN
·         Mohon kepada yang terhormat untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada !!!
·         Silahkan mencentrang/menceklis jawaban pada kolom yang telah disediakan !!!
Nama                           :
Pendidikan Terakhir    :
Kategori                      : Orang Tua
PERTANYAAN
YA
TIDAK
1. Apakah anda tahu tentang keseharian anak anda ?


2. Apakah anak anda termasuk anak yang rajin ?


3. Apakah anda menyekolahkan anak anda ?


4. Apakah anda selalu memanjakan anak anda dengan berbagai fasilitas ?


5. Apakah anda pernah mendapatkan surat panggilan dari sekolah anak anda ?


6. Apakah anak anda terbuka terhadap anda ?












Tidak ada komentar:

Posting Komentar